Trump Ingin Pulangkan Ribuan Mahasiswa China Agar Mencegah Adanya Mata-Mata

Politik Indonesia, Presiden A.S. Donald Trump mempertimbangkan mengirim ribuan mahasiswa sarjana dari China untuk menghindari mata-mata atau mata-mata. Ini diungkapkan pada hari Kamis oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (28/05).
Menurut laporan Channel News Asia, New York Times mengatakan pemerintahan Trump berencana untuk membatalkan visa ribuan mahasiswa pascasarjana China di Amerika Serikat yang memiliki ikatan dengan tentara Cina.
“Kami menyadari tantangan ini. Saya yakin Presiden Trump akan mengambil (langkah ini),” kata Pompeo kepada Fox News. politik dalam dan luar negeri
Langkah ini kemungkinan akan dikritik oleh universitas, yang sangat tergantung pada biaya mahasiswa asing. Selama waktu itu, siswa dari Tiongkok dan India menjadi sumber pendanaan terbesar untuk kampus.
Aktivis Asia-Amerika telah lama menyatakan keprihatinan tentang menjangkau siswa Cina. Tindakan ini mungkin berdampak pada masyarakat Amerika sendiri, di mana warga keturunan Asia mungkin dibayangi oleh kecurigaan yang tidak berdasar.
Read More: Tidak Ada Kejelasan Pemerinta, PKS Menghimbau Masyarakat Agar Tetap Menjaga Diri Sendiri
“Ini seperti di masa Soviet. Ini adalah rezim komunis dan tirani yang menimbulkan risiko nyata bagi Amerika Serikat,” kata seorang aktivis.
“Ini bukan (panggilan) untuk menyebarkan ketakutan, ini bukan rasis (aksi). Orang Cina adalah orang-orang yang fantastis,” kata Pompeo ketika ditanya tentang keprihatinan itu. Dunia Politik dan Ekonomi
Sebelumnya, Trump mengatakan akan mengeluarkan pernyataan tentang respons AS terhadap sikap China antara ketegangan atas masalah Hong Kong dan dampak pandemi virus korona pada Jumat (29/5), waktu setempat.
Konferensi pers akan berlangsung dua hari. Pompeo sebelumnya menyatakan kepada Kongres bahwa Hong Kong bukan lagi bagian dari otonomi Tiongkok.
Hubungan antara kedua negara dan ekonomi terbesar dunia terus memburuk setelah perselisihan tentang asal-usul epidemi Covid-19.
Tak terhitung banyaknya bagian Amerika Serikat yang kecewa dengan respons Trump terhadap penyebaran virus korona, menjadikannya negara yang paling terpapar pandemi serius. Ekonomi Indonesia
Trump dianggap perawatan lambat dan tidak teratur di Amerika Serikat.
Tetapi Trump menuduh Cina dan menyebut virus itu “virus Cina”. Dia juga mengancam akan memotong dana AS untuk WHO, menuduhnya bias terhadap Beijing dan membantu Cina menutupi wabah virus.