Angka Hari Ini Peristiwa 2 Pekan Lalu, Ucap Anies soal Corona DKI Yang Telah Cetak Rekor

Politik Indonesia, Gubernur DKI Anies Baswedan telah menerima banyak kritik karena peningkatan jumlah kasus positif Corona ke rekor tinggi dalam masa transisi pembatasan sosial skala besar (PSBB). Namun, menurut Anies, angka yang muncul hari ini berasal dari peristiwa dua minggu lalu.
“Tapi ada satu pengamatan: ahli epidemiologi cenderung bercerita, jika hari ini Anda mendengar angka, peristiwa ini terjadi dua minggu lalu,” kata Anies setelah memeriksa persiapan untuk Emporium Pluit Mall di Jakarta utara. Kamis (6/6/2020).
“Jadi ini bukan angka hari ini. Jadi acara hari ini akan terjadi dalam 10 hari ke depan,” tambahnya. Dunia Politik dan Ekonomi
Anies mengatakan bahwa jumlah kasus positif Corona meningkat secara signifikan dalam transisi PSBB karena peningkatan dalam pencarian kasus baru. Anies memerintahkan pusat kesehatan untuk melakukan pencarian gejala.
Read More: Punya Kader Petarung, Partai Gelora Patut Diperhitungakan di 2024 , Inilah Tanggapan Yasonna
“Jumlahnya meningkat karena kami menjalankan nama pencarian kasus aktif. Jadi, pada 4 Juni, kami memerintahkan semua puskesme untuk secara aktif menyaring, mengidentifikasi orang-orang yang berpotensi terpapar dan, setelah diidentifikasi, sebuah tes dilakukan PCR “jelasnya. Politik dalam dan luar negeri
Anies mengatakan bahwa dengan bantuan dari PSBB ini, tes COVID-19 juga harus ditingkatkan. Anies belum membantah bahwa jumlah kasus akan terus meningkat.
“Jadi, kita, itulah rumusnya. Jika sebuah tempat untuk bersantai, kita perlu meningkatkan pengujian, kita membutuhkannya. Jika itu tidak menguji, itu berbahaya bagi penduduk,” kata Anies.
“Semakin banyak (tes) telah meningkat, khususnya kami memiliki kemampuan untuk menguji hingga 4.000 per kemampuan tes,” katanya.
Isu baru kasus COVID-19 di Jakarta memecahkan rekor transisi PSBB. Pada Selasa (6/6), pemerintah provinsi Jakarta mendaftarkan 239 kasus baru di ibukota. Ekonomi Indonesia
Rekor 239 kasus baru melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada 16 April dengan 223 kasus baru.
Meningkatnya jumlah kasus Corona di Jakarta juga memicu kecaman dari berbagai pihak terhadap Anies. Berikut ini beberapa ulasan yang diterbitkan oleh Anies.
F-PDIP
Wakil presiden faksi DIPD PDIP DKI, Ima Mahdiah, menyinggung upaya pemerintah provinsi untuk mengatur mobilisasi pekerja yang tidak memuaskan.
“Mengingat kenyataan di lapangan, saya pikir jumlahnya akan meningkat secara signifikan. Tidak ada upaya maksimal oleh pemerintah provinsi untuk menyesuaikan kantor sehingga mereka menentukan jam buka kantor, jadi yang terjadi adalah akumulasi penumpang dalam moda angkutan umum. “Kata Ima saat dihubungi, Rabu (6/10/2020).
Fraksi NasDem
Faksi NasDem meminta Anies untuk menekankan pendidikan terkait protokol kesehatan, terutama di daerah sibuk.
“Jadi protokol kesehatan harus benar-benar dievaluasi, misalnya, di pasar yang tidak ingin menerapkannya, Satpol PP harus mempersiapkan keselamatan yang ketat dan pendidikan pemerintah provinsi harus besar, di mana kerumunan harus memasang spanduk, seruan melalui suara dari Toa, “kata pemimpin fraksi NaDem DPRD Wibi Andrino, saat dihubungi, Rabu (6/10/2020).
Selain itu, Wibi meminta pemerintah provinsi untuk memastikan fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan yang memadai. Ini sama pentingnya dengan periode adaptasi normal baru seperti saat ini. Jadi, menurut dia, masalah ekonomi dan kesehatan bisa seimbang.
“Pemerintah provinsi DKI juga harus menyiapkan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Jika kita mulai membuka, kita harus menyiapkan tim medis kita. Padahal, tujuan kita adalah membuka diri sehingga kita bisa beradaptasi dengan adaptasi antara kesehatan dan ekonomi, “katanya. dia.
FKM UI
Direktur Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, menggarisbawahi pengumuman gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada 4 Juni. Pada saat itu, Anies mengumumkan bahwa tingkat reproduksi aktual untuk kasus Corona di Jakarta turun menjadi 0,99. Karena itu Anies memutuskan untuk mengadopsi batasan sosial skala besar (PSBB) untuk menjadi PSBB transisi.
“Pada saat itu, gubernur DKI mengumumkan bahwa transisi akan dilakukan dan mengumumkan bahwa akan memaksakan transisi ke normal baru di Jakarta. Transisi baru akan normal, tetapi orang lebih bebas,” kata Tri.
Tri memperkirakan pelonggaran PSBB akan menghasilkan peningkatan jumlah RT yang awalnya turun menjadi 0,99. Peningkatan kasus Corona juga terjadi karena orang bingung dengan transisi PSBB.
“Jika istilah PSBB dikombinasikan dengan” transisi “, itu membingungkan semua orang, kelas menengah dan kelas menengah,” katanya.