Dunia Politik dan Ekonomi

Politik dan Ekonomi

Month: July 2020

Mengenai Kasus Djoko Tjandra, DPR membela BIN dari Tudingan ICW

Abdul Kadir Karding, anggota Komisi Dewan Perwakilan Rakyat, merasa tidak pantas bahwa Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, tentang kasus korupsi Bank Bali buron, Djoko Tjandra, yang beberapa waktu lalu berkeliaran dengan sukses di Indonesia. Politik Indonesia

Menurutnya, desakan ICW tidak proporsional dan salah tempat karena lembaga yang memiliki wewenang untuk menegakkan hukum adalah kepolisian nasional, kejaksaan agung dan KPK. Tidak ada sampah

Menurutnya, terlalu jauh jika ICW menuduh BIN bersalah dalam kasus Djoko Tjandra, yang berhasil berkeliaran di Indonesia dan kemudian Malaysia. Dunia Politik dan Ekonomi

Menurutnya, dugaan persekongkolan itu dilakukan oleh serangkaian elemen dari berbagai lembaga di luar BIN. Misalnya, orang-orang polisi, jaksa penuntut, di desa-desa yang telah dituntut secara hukum.

“Diduga banyak orang yang telah dituntut secara hukum, misalnya, jenderal polisi Prasetyo [Utomo], kemudian ada penyelidikan imigrasi, kemudian kantor kejaksaan atau bahkan pejabat desa yang bertanggung jawab atas seluruh proses administrasi Djoko Tjandra, “kata Karding.

“Ini berarti ada konspirasi yang dilakukan oleh individu tetapi tidak oleh institusi seperti BIN,” tambah politisi Partai Kebangkitan Nasional (PKB).

Tuduhan penyimpangan terhadap BIN dalam kasus Djoko Tjandra, lanjutnya, juga tidak benar karena dia tidak setuju dengan kewenangan yang diberikan kepada lembaga yang dipimpin oleh Budi Gunawan. Ekonomi Indonesia

Karding mengatakan bahwa BIN adalah lembaga yang memiliki wewenang untuk memberikan informasi kepada presiden, terutama pada masalah-masalah yang jauh seperti keamanan nasional.

Read More: Pilkada Digelar di Tengah Corona, DPR Menyebut Pemerintah Ngotot Melaksanakannya

“Dalam hal wewenang, BIN sebenarnya lebih fokus memberikan informasi kepada presiden. Selain itu, dengan dekrit presiden baru tentang masalah yang terkait dengan masalah penting seperti keamanan nasional,” kata Karding. Politik dalam dan luar negeri

Dia juga mendesak masyarakat untuk memantau dan terus mendesak penghentian proses hukum yang sedang berlangsung terkait dengan kasus Djoko Tjandra.

“Jika ada pihak-pihak yang ingin disalahkan, tentu saja kami hanya akan melalui proses hukum. Jika sudah dituntut, kami hanya akan menunggu, meminta atau memantau bagaimana proses hukumnya,” katanya.

Sebelumnya, ICW mendesak Jokowi untuk mengevaluasi kinerja Budi Gunawan sebagai kepala BIN pada pelarian Djoko Tjandra. Penyelidik ICW Wana Alamsyah mengatakan bahwa BIN tidak dapat melacak posisi Djoko Tjandra, yang berhasil masuk dan meninggalkan Indonesia lagi.

“Dimulai dengan memasuki yurisdiksi Indonesia, memperoleh paspor, melakukan KTP elektronik untuk mengajukan peninjauan di pengadilan negeri Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa alat intelijen tidak berfungsi secara optimal,” kata Wana dalam pernyataan tertulis pada hari Selasa (7/28).

Mendeteksi keberadaan kasus korupsi buron dan melaporkan kepada polisi adalah salah satu dari banyak tugas badan intelijen, menurut Wana.

Sebagaimana diatur oleh hukum n. 17 tahun 2011 tentang intelijen negara, kata Wana, salah satu bentuk ancaman yang berada di bawah yurisdiksi BIN adalah ekonomi nasional. Selain itu, pasal 2 huruf d jo pasal 10, ayat 1 UU 17/2011 juga menjelaskan koordinasi dan peran badan intelijen dalam dan luar negeri.

“Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian dan penyebaran informasi BIN belum menunjukkan hasil terbesar,” kata Wana.

Pilkada Digelar di Tengah Corona, DPR Menyebut Pemerintah Ngotot Melaksanakannya

Wakil Presiden Komite II DPR II Arwani Thomafi mengatakan, partai yang paling bertekad untuk menyelenggarakan Pilkada 2020 diadakan meskipun faktanya pandemi Covid-19 belum berakhir. Politik Indonesia

“Kami harus mengatakan bahwa pemerintah memiliki kepercayaan diri untuk dapat memberikan kondisi dan jaminan, termasuk Satuan Tugas pada saat itu,” kata Arwani dalam diskusi virtual, Sabtu (25/7).

Arwani mengakui keputusan untuk mengadakan pemilihan lokal selama periode pandemi yang parah. Selain implementasi teknis, ia juga mengatakan bahwa anggaran tambahan diperlukan untuk menjadi tuan rumah acara tersebut. Dunia Politik dan Ekonomi

Namun, dia mengatakan bahwa selama pertemuan bersama dengan DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan bahwa anggaran tersedia.

“Anggaran pasti naik, menjamin Menteri Keuangan. Kelompok Kerja menjamin bahwa praktik (protokol kesehatan) dapat dilakukan”, tambahnya.

Dia menambahkan bahwa salah satu pertimbangan yang sulit ditentukan pada pertemuan antara pemerintah dan DPR tentang penyelenggaraan pemilu adalah keyakinan bahwa penyebaran Covid-19 akan melambat.

Dapat dimengerti bahwa, dibandingkan dengan data yang diperoleh dari pihak Anda, pada saat ini, pasien dengan Covid-19 muncul dan terus tumbuh. Ekonomi Indonesia

“Pemerintah menawarkan argumen berdasarkan keinginan agar agenda politik ini tidak lagi ditunda,” jelasnya.

Read More: Publik Menganggap RUU HIP Telah Mengubah Pancasila Menjadi Ekasila

Sementara itu, dalam diskusi online yang sama, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan bahwa KPU pada awalnya memberikan sejumlah opsi untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak.

Pertama, acara ini diadakan pada Desember 2020. Kedua, diadakan antara Maret, Agustus atau September. Politik dalam dan luar negeri

Dia juga mengatakan bahwa partainya sendiri sebagai penyelenggara pemilu lebih siap dengan opsi yang terakhir.

“Pada kenyataannya, KPU itu sendiri lebih siap pada bulan September 2021, tetapi Perppu mengeluarkan bahwa keputusan harus diputuskan oleh Kamar Deputi dengan pemerintah,” kata Ilham dalam diskusi.

Karena itu, ia menjelaskan bahwa waktu untuk mengimplementasikan masalah itu bukan kontroversi yang panjang, KPU telah menyiapkan sejumlah syarat. Syaratnya disiapkan agar pelaksanaan Pilkada tidak meningkatkan penyebaran Covid-19.

“Melihat kondisi saat ini dan berbagai tempat di mana pemilihan masih banyak zona merah, meskipun sekali lagi perawatan kami tidak didasarkan pada zona merah, kami tetap berusaha,” katanya.

Sebagai informasi, Pemerintah dan Kamar Komisi Deputi II secara resmi menyetujui pelaksanaan pemungutan suara regional serentak untuk 2020 yang diadakan pada 9 Desember 2020. Sebelumnya, pemilihan umum ditunda dari apa yang semula dijadwalkan pada 23 September 2020 karena wabah coronavirus (Covid-19) di Indonesia.

Keputusan itu dibuat ketika Komisi II mengadakan rapat kerja dengan KPU, Bawaslu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan DKPP mengenai koneksi jarak jauh pada Selasa (14/4).

“Komite II dari Kamar Deputi menyetujui proposal pemerintah untuk menunda pelaksanaan pemilihan lokal simultan pada tahun 2020 hingga 9 Desember 2020”, kata Presiden Komite II dari Kamar Deputi Ahmad Doli Kurnia.

Pilkada serentak 2020 akan menjadi pemilihan lokal serentak terbesar dalam sejarah Indonesia. Sebab, pemilihan umum akan melibatkan 270 daerah secara bersamaan.

Publik Menganggap RUU HIP Telah Mengubah Pancasila Menjadi Ekasila

Lembaga Indikator Kebijakan mengatakan ada persepsi di masyarakat bahwa RUU Ideologi Pancasila (HIP RUU) akan mengubah pangkalan negara itu menjadi Trisila dan Ekasila. Politik Indonesia

Direktur eksekutif indikator politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa hanya 28,4 persen dari 1.200 responden yang mengetahui RUU HIP. Namun dari jumlah itu, sebagian besar memiliki pandangan negatif terhadap RUU HIP.

“Kami masih bertanya kepada mereka yang tahu, apakah RUU HIP dianggap mengubah Pancasila menjadi Ekasila dan Trisila? Secara keseluruhan, ini menanggapi perubahan dalam RUU HIP,” kata Burhan dalam pernyataan jajak pendapat virtual, Selasa (21). / 07).

Burhan menjelaskan bahwa 53,5 persen orang tahu bahwa RUU HIP mempertimbangkan Ekasila dan Trisila untuk menggantikan Pancasila. Jumlah ini setara dengan 15,2% dari total jumlah responden dengan total 1.200 orang. Dunia Politik dan Ekonomi

Oleh karena itu, indikator tersebut juga menunjukkan bahwa 68,7 persen orang yang tahu tentang RUU HIP menolak rancangan peraturan tersebut. Jumlah ini sama dengan 19,5 persen dari semua responden. Ekonomi Indonesia

Burhan mengatakan survei dilakukan sesaat sebelum presentasi RUU Badan Pengembangan Ideologi Pancasila. Dia percaya bahwa rancangan pemerintah yang diusulkan dapat menekan opini publik negatif terhadap RUU HIP.

Lembaga Indikator Kebijakan mengatakan ada persepsi di masyarakat bahwa RUU Ideologi Pancasila (HIP RUU) akan mengubah pangkalan negara itu menjadi Trisila dan Ekasila.

Direktur eksekutif indikator politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa hanya 28,4 persen dari 1.200 responden yang mengetahui RUU HIP. Namun dari jumlah itu, sebagian besar memiliki pandangan negatif terhadap RUU HIP.

Read More: PSBB Transisi di Jakarta Telah Diperpanjang sampai 30 Juli 2020

“Kami masih bertanya kepada mereka yang tahu, apakah RUU HIP dianggap mengubah Pancasila menjadi Ekasila dan Trisila? Secara keseluruhan, sebagai tanggapan atas perubahan dalam RUU HIP,” kata Burhan dalam pernyataan jajak pendapat virtual pada Selasa (5/10). 07/21).

Burhan menjelaskan bahwa 53,5 persen orang tahu bahwa RUU HIP mempertimbangkan Ekasila dan Trisila untuk menggantikan Pancasila. Jumlah ini setara dengan 15,2% dari total jumlah responden dengan total 1.200 orang. Politik dalam dan luar negeri

Oleh karena itu, indikator tersebut juga mencatat bahwa 68,7 persen orang yang tahu tentang RUU HIP menolak rancangan peraturan tersebut. Jumlah ini sama dengan 19,5 persen dari semua responden.

Burhan mengatakan survei dilakukan sesaat sebelum pengajuan RUU Badan Pengembangan Ideologi Pancasila. Dia percaya bahwa rancangan pemerintah yang diusulkan dapat menekan opini publik negatif terhadap RUU HIP.

“Mungkin pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat yang mencari titik temu tampaknya meredakan ketegangan interpretasi yang berbeda, terlepas dari apakah RUU HIP mengubah Pancasila atau tidak. Persepsi publik telah dibangun,” katanya.

Survei dilakukan oleh Indikator Kebijakan dari 13-16 Juli 2020 hingga 1.200 responden melalui telepon. Toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

PSBB Transisi di Jakarta Telah Diperpanjang sampai 30 Juli 2020

Gubernur DKI di Jakarta, Anies Baswedan, memutuskan untuk memperpanjang Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) selama fase transisi fase pertama. Politik Indonesia

Transisi PSBB berlangsung selama dua minggu, mulai Jumat (17/7/2020) besok hingga 30 Juli 2020.

“Di DKI Jakarta, Gugus Tugas memutuskan untuk memperpanjang PSBB fase satu dari transisi itu ke dua minggu ke depan sebelum pindah ke fase kedua,” kata Anies dalam siaran YouTube oleh pemerintah provinsi Jakarta, Kamis. (16/07/2020) di malam hari.

Anies mengatakan bahwa selama masa transisi PSBB yang berlarut-larut, protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 harus memastikan bahwa protokol tersebut dijalankan dengan disiplin. Dunia Politik dan Ekonomi

Anies meminta semua warga negara untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selama perpanjangan transisi PSBB, Anies melanjutkan, pemerintah provinsi DKI telah menunda serangkaian kegiatan yang harus diizinkan untuk beroperasi. Ekonomi Indonesia

“Kegiatan yang akan dibuka harus ditunda ke waktu yang lebih aman. Pembukaan bioskop, tempat tertutup lainnya, yang semula direncanakan untuk mengakhiri bulan, ditunda hingga kondisinya menunjukkan kecenderungan membaik,” kata Anies.

Kamis ini adalah hari terakhir implementasi transisi PSBB di Jakarta, sebelum akhirnya diperpanjang lagi hingga 30 Juli 2020.

Transisi PSBB diketahui telah diberlakukan sejak 5 Juni 2020.

Transisi PSBB dilakukan pada awalnya selama 28 hari atau hingga 2 Juli 2020.

Namun, Gubernur Anies memutuskan untuk memperpanjang transisi PSBB hingga 14 hari atau bahkan hari ini.

Transisi PSBB diperpanjang setelah pemerintah provinsi DKI Jakarta melihat skor tiga indikator untuk relaksasi PSBB. Politik dalam dan luar negeri

Selain itu, pemerintah provinsi DKI Jakarta juga melihat penularan Covid-19 dengan tingkat reproduksi (Rt) dalam kisaran 1, di mana seorang pasien dapat menularkan virus ke orang lain.

Read More: Hagia Sophia Ditetapkan Oleh Presiden Turki Sebagai Mesjid

Sebelum memberlakukan PSBB transisi, Pemprov DKI Jakarta menerapkan PSBB dengan berbagai penyesuaian dari 10 April hingga 4 Juni 2020.

Pada hari Kamis, jumlah kumulatif positif Covid-19 kasus di DKI Jakarta mencapai 15.466 kasus.

Dari jumlah tersebut, 9.857 orang dilaporkan telah pulih, sementara 722 meninggal.

Kemudian, 777 pasien dari total Covid-19 kasus masih dirawat di rumah sakit dan 4.110 orang diisolasi secara independen di rumah.

Hagia Sophia Ditetapkan Oleh Presiden Turki Sebagai Mesjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa mulai hari ini, Jumat (10/7), fungsi Hagia Sophia yang tinggal di Istanbul akan menjadi masjid.

Seperti dilaporkan oleh AFP, pengumuman Erdogan muncul setelah Majelis Negara Turki mengumumkan pembatalan keputusan pemerintah pada tahun 1934 dan penggunaan kembali Hagia Sophia di sebuah masjid.

Majelis Negara mengadakan sidang pada 2 Juli dengan Asosiasi untuk Perlindungan Monumen Bersejarah dan Lingkungan Turki pada proposal untuk mengoperasikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid. Selama periode ini, status Hagia Sophia menjadi museum. Politik Indonesia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa mulai hari ini, Jumat (10/7), fungsi Hagia Sophia yang tinggal di Istanbul akan menjadi masjid.

Seperti dilaporkan oleh AFP, pengumuman Erdogan muncul setelah Majelis Negara Turki mengumumkan pembatalan keputusan pemerintah pada tahun 1934 dan penggunaan kembali Hagia Sophia di sebuah masjid.

Majelis Negara mengadakan sidang pada 2 Juli dengan Asosiasi untuk Perlindungan Monumen Bersejarah dan Lingkungan Turki pada proposal untuk mengoperasikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid. Selama periode ini, status Hagia Sophia menjadi museum.

Pada masa Kekaisaran Bizantium, Hagia Sophia adalah sebuah gereja. Ketika Sultan Muhammad al-Fatih (Mehmed II) mengambil Konstantinopel (Istanbul) dari wilayah Kekaisaran Bizantium pada tahun 1453, ia mengubah bangunan menjadi masjid. Dunia Politik dan Ekonomi

Namun, pemerintah Turki, di bawah kepemimpinan mendiang presiden nasionalis Mustafa Kemal, memutuskan untuk mengubah bangunan menjadi museum.

Upaya untuk mengubah status dan mengoperasikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid telah dilakukan sejak tahun 2005. Dua tahun lalu, Mahkamah Konstitusi Turki menolak proposal tersebut.

Beberapa pihak menanggapi keputusan Erdogan, termasuk para menteri pemerintah. Ekonomi Indonesia

Sebelum keputusan pengadilan, menteri hukum Turki Abdulhamit Gul mengirim foto Hagia Sophia ke akun Twitter-nya dengan kata-kata “Selamat atas Jumat yang baik”,

Sementara itu, Menteri Keuangan Berat Albayrak, yang juga menantu Erdogan, tweet melalui Twitter, mengatakan bahwa Hagia Sophia dapat digunakan lagi untuk sholat Muslim.

Read More: Influencer Mainkan Isu Covid-19 Saat Pilkada 2020, Inilah Permintaan Tito

Di sisi lain, menteri kebudayaan Turki, Lissa Mendoni, menyatakan kekecewaannya dengan keputusan Erdogan.

“Nasionalisme yang ditunjukkan oleh Erdogan telah membawa negara itu kembali enam abad,” kata Mendoni dalam sebuah pernyataan.

Warga yang menunggu keputusan majelis negara segera menyanyikan takbir setelah keputusan itu dibuat.

saya tidak setuju

Keputusan Erdogan juga dikritik oleh orang-orang Kristen Ortodoks.

Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides mentweet kritik tentang keputusan Erdogan melalui akun Twitter-nya.

“Dia sangat mengutuk keputusan Turki tentang Hagia Sophia sebagai upaya untuk menarik perhatian di rumah dan meminta Turki untuk menghormati perjanjian internasional,” kata Nikos. Politik dalam dan luar negeri

Nikos melanjutkan bahwa tindakan Turki “menyebabkan pelanggaran perjanjian internasional dengan mengubah Hagia Sophia, yang merupakan situs warisan dunia dan juga simbol dari iman Kristen Ortodoks.”

Pemimpin Gereja Kristen Ortodoks Timur Istanbul, Patriark Bartolomeu I, telah memperingatkan pada bulan Juni bahwa mengubah status Hagia Sophia di sebuah masjid dapat memicu konflik di kalangan penganut agama.

Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, menyerukan agar keadaan Hagia Sophia dikembalikan ke keadaan normal sehingga menjadi tempat yang netral.

Kirill mengatakan bahwa Hagia Sophia adalah tempat suci bagi orang Kristen Ortodoks.

“Kebanyakan orang Rusia adalah Kristen Ortodoks, jadi apa yang terjadi di Hagia Sophia akan merugikan populasi Rusia,” kata Kirill, seperti dilansir Associated Press.

Erdogan diduga melakukan ini untuk meningkatkan posisi politiknya di antara basis pendukungnya yang mayoritas Muslim. Menurut sebuah survei oleh Istanbul Economic Research Institute pada Juni, ada 46,9 responden yang setuju bahwa Hagia Sophia akan berfungsi sebagai masjid.

Sementara 38,8% responden ingin Hagia Sophia tetap menjadi museum.

Pada masa Kekaisaran Bizantium, Hagia Sophia adalah sebuah gereja. Ketika Sultan Muhammad al-Fatih (Mehmed II) mengambil Konstantinopel (Istanbul) dari wilayah Kekaisaran Bizantium pada tahun 1453, ia mengubah bangunan menjadi masjid.

Namun, pemerintah Turki, di bawah kepemimpinan mendiang presiden nasionalis Mustafa Kemal, memutuskan untuk mengubah bangunan menjadi museum.

Upaya untuk mengubah status dan mengoperasikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid telah dilakukan sejak tahun 2005. Dua tahun lalu, Mahkamah Konstitusi Turki menolak proposal tersebut.

Beberapa pihak menanggapi keputusan Erdogan, termasuk para menteri pemerintah.

Sebelum keputusan pengadilan, menteri hukum Turki Abdulhamit Gul mengirim foto Hagia Sophia ke akun Twitter-nya dengan kata-kata “Selamat atas Jumat yang baik”,

Sementara itu, Menteri Keuangan Berat Albayrak, yang juga menantu Erdogan, tweet melalui Twitter, mengatakan bahwa Hagia Sophia dapat digunakan lagi untuk sholat Muslim.

Di sisi lain, menteri kebudayaan Turki, Lissa Mendoni, menyatakan kekecewaannya dengan keputusan Erdogan.

“Nasionalisme yang ditunjukkan oleh Erdogan telah membawa negara itu kembali enam abad,” kata Mendoni dalam sebuah pernyataan.

Warga yang menunggu keputusan majelis negara segera menyanyikan takbir setelah keputusan itu dibuat.

Tidak Setuju

Keputusan Erdogan juga dikritik oleh orang-orang Kristen Ortodoks.

Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides mentweet kritik tentang keputusan Erdogan melalui akun Twitter-nya.

“Dia sangat mengutuk keputusan Turki tentang Hagia Sophia sebagai upaya untuk menarik perhatian di rumah dan meminta Turki untuk menghormati perjanjian internasional,” kata Nikos.

Nikos melanjutkan bahwa tindakan Turki “menyebabkan pelanggaran perjanjian internasional dengan mengubah Hagia Sophia, yang merupakan situs warisan dunia dan juga simbol dari iman Kristen Ortodoks.”

Pemimpin Gereja Kristen Ortodoks Timur Istanbul, Patriark Bartolomeu I, telah memperingatkan pada bulan Juni bahwa mengubah status Hagia Sophia di sebuah masjid dapat memicu konflik di kalangan penganut agama.

Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, menyerukan agar keadaan Hagia Sophia dikembalikan ke keadaan normal sehingga menjadi tempat yang netral.

Kirill mengatakan bahwa Hagia Sophia adalah tempat suci bagi orang Kristen Ortodoks.

“Kebanyakan orang Rusia adalah Kristen Ortodoks, jadi apa yang terjadi di Hagia Sophia akan merugikan populasi Rusia,” kata Kirill, seperti dilansir Associated Press.

Erdogan diduga melakukan ini untuk meningkatkan posisi politiknya di antara basis pendukungnya yang mayoritas Muslim. Menurut sebuah survei oleh Istanbul Economic Research Institute pada Juni, ada 46,9 responden yang setuju bahwa Hagia Sophia akan berfungsi sebagai masjid.

Sementara 38,8% responden ingin Hagia Sophia tetap menjadi museum.

Influencer Mainkan Isu Covid-19 Saat Pilkada 2020, Inilah Permintaan Tito

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, meminta influencer media sosial untuk mengatasi masalah kemampuan regional untuk menangani masalah di wilayah tersebut, termasuk perlakuan terhadap Covid-19, masalah utama dalam pemilihan 2020. Politik Indonesia

“Generasi milenium sedang bergerak, influencer media sosial bergerak. Hanya menyentuh pada masalah kemampuan daerah untuk mengatasi [Covid-19 di daerah masing-masing) dan dampak sosial-ekonominya. Ini menjadi masalah sentral. “katanya pada webinar yang dikutip Antara, Sabtu (4/7).

Menteri Dalam Negeri juga mengharapkan perilaku influencer untuk meningkatkan tingkat aktivitas kandidat kepada para pemimpin regional dalam mengurangi kecepatan transmisi Covid-19 di wilayah mereka. Dunia Politik dan Ekonomi

“Kami membawa pemilihan lokal kami ke tema sentral dan juga mendorong stimulasi ekonomi sehingga ada gerakan besar-besaran peserta, karena distribusi topeng dan pembersih tangan pasti akan mempengaruhi penurunan positif kurva di daerah masing-masing”, kata Tito. Ekonomi Indonesia

Dengan berfokus pada isu-isu Covid-19 di daerah dan dampak sosial ekonomi dari influencer, mantan kepala polisi nasional berharap bahwa masalah utama atau SARA yang memicu konflik akan dihilangkan.

“Masalah etnis, kekerabatan. Masalah kekerasan, warisan dan masalah yang lebih sensitif, masalah agama. Ini telah tertekan. Karena masalah Covid-19 lebih penting daripada itu mempengaruhi kehidupan semua orang. “dia berkata.

Read More: Saat Pembahasan PDIP Mengenai RUU, PKS Terancam Mundur ke 2021

Mengenai tujuan partisipasi pemilih dalam pemilihan lokal serentak, Menteri Dalam Negeri berharap dapat mencapai lebih dari 50%.

“Tujuan partisipasi, tentu saja, kami harapkan lebih dari 50%. Jika bisa lebih besar, semakin baik,” kata Tito. Politik dalam dan luar negeri

Menurut Presiden KPU Arief Budiman, jumlah pemilih dalam pemilu 2020 berdasarkan data 9 Juni adalah sekitar 106 juta orang (106.774.112 orang).

Oleh karena itu, tujuan memperoleh partisipasi pemilih dalam pemilihan lokal untuk tahun 2020 yang diharapkan oleh Departemen Dalam Negeri adalah setengah, atau 53 juta orang (53.387.056 orang).

Saat Pembahasan PDIP Mengenai RUU, PKS Terancam Mundur ke 2021

Politik Indonesia, Diskusi tentang rancangan undang-undang tentang penghapusan kekerasan seksual (RUU PKS) terancam ditarik hingga tahun 2021 karena badan legislatif DPR (Baleg) berfokus pada penyelesaian RUU tentang pekerjaan omnibus yang diusulkan oleh administrasi Presiden Joko Widodo.

Presiden Kelompok Fraksi PDIP (Poksi) dari Komite VIII Dewan Perwakilan Rakyat, Diah Pitaloka, mengatakan bahwa RUU PKS akan diteruskan dari Komite VIII ke Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat. Diskusi RUU harus dilakukan segera setelah proses transisi. Dunia Politik dan Ekonomi

“Tapi karena perhitungannya kemungkinan pertengahan tahun dan Cipta Karya masih dalam pembahasan, maka mungkin akan diutamakan pada 2021,” kata Diah saat rapat di Parlemen, Jakarta, Rabu (1/7).

Diah mengatakan PDI-P sebagai pendukung RUU PKS tidak keberatan dengan kondisi tersebut. Selama RUU PKS tidak sepenuhnya dicabut oleh Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Ekonomi Indonesia

Diah mengatakan PDI-P sebagai pendukung RUU PKS tidak keberatan dengan kondisi tersebut. Selama RUU PKS tidak sepenuhnya dicabut oleh Program Legislasi Nasional (Prolegnas).

Read More: VPN Sekarang Dipakai untuk Akses Film Porno, Inilah Tanggapan Kemenag

Supratman mengatakan bahwa legislatif masih terhambat oleh status Komisi VIII sebagai pendukung RUU PKS. Mereka hanya dapat melanjutkan diskusi proyek dalam program legislasi nasional tahun depan.

“Saya menjamin bahwa undang-undang baru akan disetujui pada Oktober, jika Komisi VIII terus menarik diri, Baleg akan mengusulkan RUU PKS,” kata politisi Gerindra ketika ia bertemu di kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu (1/7) ). Politik dalam dan luar negeri